Rumusan Masalah – Saat kita belajar biasanya kita akan diberikan tugas oleh pendidik untuk membuat makalah yang tema makalahnya sudah ditentukan oleh pendidik. Untuk membuat makalah yang baik, Anda pasti akan mencari hal-hal apa saja yang akan dibahas dalam makalah berupa pertanyaan atau yang biasa disebut dengan problem statement.
Di tingkat pendidikan tinggi (universitas) tidak hanya sekedar menulis makalah, namun terkadang dosen diserahi untuk melakukan penelitian yang kemudian dituangkan dalam bentuk karya ilmiah. Penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan jurusan mahasiswa, seperti mahasiswa jurusan ekonomi akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan ekonomi, mahasiswa jurusan ilmu politik akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan politik, dan sebagainya.
Jadi menulis tidak boleh asal-asalan alias tanpa landasan yang kokoh. Artinya dalam menulis karya ilmiah harus didukung dengan data dan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Nah, karena menulis karya ilmiah harus memuat rumusan masalah, berikut adalah contoh rumusan masalah yang bisa Anda pelajari.
Pengertian Rumusan Masalah
Rumusan masalah umumnya memuat pertanyaan mengapa dan bagaimana yang berkaitan dengan penelitian atau topik yang dibahas dalam penulisan ilmiah. Mengapa perlu ada pernyataan masalah?
Menurut Munawar Syamsudin dalam artikel berjudul “Dasar-Dasar dan Metode Penulisan Ilmiah” rumusan masalah itu ada karena penulisan ilmiah membahas suatu masalah tertentu.
Untuk menjawab masalah yang diteliti, seorang peneliti harus mampu merumuskan pertanyaan masalah. Pertanyaan yang mengandung masalah tersebut harus dijawab oleh peneliti dalam tulisannya. Oleh karena itu, perumusan masalah merupakan hal yang wajib dalam penelitian.
Menurut Nathanael, penulis “Makalah Ilmiah Mudah Ditulis”, membantu masalah dalam bentuk perumusan masalah akan memudahkan penulis dalam melakukan penelitian karena fokus penelitian sudah dipersempit. Perumusan masalah menghindari fokus penelitian yang melebar.
Pernyataan masalah adalah esai singkat yang berisi pertanyaan tentang topik yang diangkat oleh penulis. Jadi, rumusan masalah berisi pertanyaan yang ingin dijawab oleh penulis melalui karya tulis ilmiahnya.
Kata tanya yang digunakan penulis dalam merumuskan masalah biasanya adalah mengapa, bagaimana, dan apa.
Namun, kata tanya “mengapa” dan “bagaimana” paling sering digunakan karena membuka peluang untuk penelitian mendalam.
Baca Juga: Inilah Pengertian Dan Contoh Konjungsi Temporal, Karakteristik dan Jenis
Selain itu, rumusan masalah juga memiliki fungsi tersendiri dalam penulisan ilmiah.
Ciri-ciri rumusan masalah
Sebelum masuk ke pembahasan cara merumuskan masalah, kita perlu mengetahui ciri-ciri rumusan masalah terlebih dahulu.
1. Berupa pertanyaan singkat, jelas dan padat
Rumusan masalah yang pada umumnya berbentuk pertanyaan bukanlah sekedar pertanyaan yang bertele-tele, melainkan pertanyaan yang singkat, jelas dan padat. Dengan pertanyaan yang singkat, jelas, dan padat, rumusan masalah tidak akan membingungkan peneliti, sehingga proses penelitian menjadi lebih terarah.
2. Memberikan Arahan Untuk Suatu Penelitian
Fitur kedua dari pernyataan masalah adalah bahwa hal itu memberikan arah untuk penelitian. Penelitian yang baik adalah penelitian yang menghasilkan rumusan masalah yang sama dengan kesimpulannya. Oleh karena itu, dalam membuat rumusan pertanyaan akan digunakan variabel-variabel yang akan dipelajari atau dibahas nanti. Selain variabel, rumusan masalah juga harus sesuai dengan landasan teori yang akan digunakan, agar arah penelitian lebih jelas.
3. Memiliki Nilai Riset
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, perumusan masalah selalu identik dengan penelitian, sehingga perumusan masalah selalu memiliki nilai penelitian. Karena memiliki nilai penelitian, maka setiap membuat rumusan masalah harus fokus pada apa yang akan dipelajari nanti, jawaban rumusan masalah akan lebih jelas dan tidak tersebar kemana-mana.
4. Dibuat dalam bentuk kalimat tanya
Ciri keempat rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Mengapa ditulis dalam bentuk pertanyaan? Hal ini dikarenakan peneliti akan lebih mudah mengarahkan proses penelitian dan fokus menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang telah dibuat. Semakin detail pertanyaannya, semakin spesifik jawabannya. Jawaban atas pertanyaan dari rumusan masalah ini ada dalam pembahasan dan sesuai dengan landasan teori.
5. Masalah yang dicari sesuai dengan kemampuan peneliti
Ciri kelima rumusan masalah adalah masalah yang akan dicari harus sesuai dengan kemampuan peneliti. Dengan kata lain, peneliti harus mengetahui keterbatasan atau kemampuannya dalam mencari jawaban atas suatu masalah. Jika masalah dalam rumusan masalah tidak sesuai dengan kemampuan peneliti, maka proses penelitian tidak akan berjalan maksimal atau bahkan proses penelitian akan gagal.
6. Fokus Langsung Pada Topik Pembahasan
Ciri keenam rumusan masalah adalah langsung tertuju pada topik pembahasan. Misalnya, ketika seorang peneliti ingin melakukan penelitian tentang Covid-19, maka pertanyaan yang ada di rumusan masalah langsung mengarah ke Covid-19. Rumusan masalah yang langsung mengarah pada topik pembahasan dapat memudahkan peneliti untuk menentukan langkah apa yang akan diambil agar proses penelitian dapat diselesaikan dengan maksimal dan dapat diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah.
Itulah beberapa ciri rumusan masalah yang perlu diketahui agar lebih mudah dalam merumuskan masalah.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut.
1. Originalitas
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah original atau asli. Intinya masalah yang diangkat harus asli dari masalah sebenarnya dan juga tidak boleh menjiplak dari masalah yang sudah ada dari penelitian sebelumnya.
2. Bermanfaat Bagi Masyarakat atau Pembaca
Kedua, isu yang diangkat dan dampaknya, solusi atau lainnya yang akan dicari harus dapat membantu masyarakat dalam mengurangi atau bahkan menghilangkan masalah ini dari masyarakat.
Bagi pembaca, ini bisa menjadi bahan pertimbangan, edukasi dan bacaan yang sarat ilmu.
3. Dapat diperoleh secara ilmiah, jelas dan ringkas.
Ketiga, ada data yang valid. Perumusan masalah jangan hanya asumsi. Namun permasalahan tersebut harus berdasarkan fakta lapangan dan juga memiliki data yang nyata dan asli yang dapat diakses oleh banyak orang untuk mengecek keabsahan data dan permasalahannya.
Jenis Rumusan Masalah
Jenis perumusan masalah dibagi menjadi tiga, yaitu perumusan masalah asosiatif, perumusan masalah asosiatif, dan perumusan masalah deskriptif. Untuk penjelasan lebih rinci, lihat di bawah ini.
Perumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah jenis rumusan masalah yang menitikberatkan pada perbandingan antara satu variabel dengan variabel lain atau beberapa variabel lainnya. Berikut ini adalah contoh rumusan masalah komparatif.
Apakah ada perbedaan motivasi kerja antara pegawai negeri sipil dan pegawai swasta?
Apakah peluang karir dari universitas negeri lebih menjanjikan daripada universitas swasta?
Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah jenis rumusan masalah yang dibuat untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalah asosiatif adalah sebagai berikut.
Apakah ada hubungan jajan anak dengan tumbuh kembang anak?
Dapatkah kecakapan bahasa Inggris memengaruhi jalur karier?
Formulasi Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah jenis rumusan masalah yang memberikan gambaran tentang arah dan alur penelitian kualitatif dan hanya menggunakan satu variabel. Berikut adalah contoh rumusan masalah deskriptif
Mengapa banyak pelajar Indonesia yang suka bermain handphone?
Bagaimana cara mendidik anak yang termotivasi?
Apa yang menyebabkan seseorang lebih suka menonton film daripada membaca buku?
Contoh Pernyataan Masalah
Berikut adalah beberapa contoh rumusan masalah untuk penelitian yang dapat Anda gunakan sebagai referensi.
Contoh Rumusan Masalah Pembelajaran Jarak Jauh
Contoh ini dikutip dari Kompas.com. mengambil topik penelitian pembelajaran jarak jauh, berikut adalah contoh rumusan masalah yang dapat dikemukakan:
- Bagaimana kondisi mental anak selama mengikuti proses Pembelajaran Jarak Jauh?
- Bagaimana peran orang tua dalam mendampingi anak selama pembelajaran jarak jauh?
- Bagaimana peran guru, sekolah dan pemerintah dalam memperhatikan kondisi mental anak?
Contoh Rumusan Masalah Pembelajaran Penelitian Kualitatif
Contoh kedua. Jenis pernyataan masalah ini biasanya ditemukan dalam penelitian kualitatif.
Bagaimana mewujudkan kebijakan universal dengan GUBAH yang dikeluarkan pemerintah untuk membantu peningkatan kapasitas dan kualitas masyarakat Indonesia terhadap kemampuan berbahasa Inggris di pedesaan?
Bagaimana implementasi kebijakan GUBAH sehingga dapat meningkatkan pengaruh positif bahasa Inggris di masyarakat Indonesia, khususnya di pedesaan?
Apa manfaat dari kebijakan GGUBAH yang dikeluarkan pemerintah dalam upaya peningkatan kapasitas dan kualitas bahasa Inggris masyarakat Indonesia?
Contoh Perumusan Masalah Kemiskinan
Contoh selanjutnya diambil dari website Core.ac.uk.
Mengangkat masalah kemiskinan di Indonesia, penelitian ini mengkaji gejolak yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat.
Sebagai daerah miskin, Sumbar memiliki penduduk miskin sebanyak 430 ribu jiwa pada tahun 2010. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2009.
Nah, untuk mengetahui lebih jauh misi di Sumatera Barat, peneliti menggunakan metode GWR alias Geographically Weighted Regression. metode ini dikembangkan oleh Brundson, Fotheringham dan Charlton pada tahun 1998. Fungsi dari metode ini adalah untuk menganalisis data spasial. Sehingga GWR memiliki parameter regresi yang diasumsikan bervariasi secara spasial.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana memodelkan angka kemiskinan dengan memperhatikan variasi spasial di Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan metode GWR. Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan satu rumusan masalah.
Contoh Pernyataan Masalah Pernikahan
Contoh berikutnya, penelitian dikutip dari Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini mengangkat masalah informasi tentang pernikahan. Berdasarkan argumentasi penulis, perkembangan informasi dan komunikasi saat ini telah memudahkan banyak orang untuk mengakses informasi. Apalagi kemunculan ponsel pintar dan internet telah mempercepat arus informasi.
Sayangnya, pesatnya perkembangan teknologi dan informasi tidak dibarengi dengan pengetahuan masyarakat tentang informasi perkawinan menurut negara, agama dan pengetahuan budaya atau adat perkawinan di Indonesia.
Akibatnya, proses penarikan dan pengolahan informasi menjadi kendala. Misalnya, seseorang ingin mendapatkan informasi pernikahan yang dibutuhkan, ia harus datang ke Kantor Urusan Agama terdekat. Alih-alih berani mendapatkan informasi tersebut melalui internet, ia harus datang ke kantor tempat ia meminumnya. Padahal cara ini panjang dan rumit karena memakan waktu.
Melihat permasalahan tersebut, penulis berpendapat bahwa masyarakat membutuhkan media informasi yang memiliki jangkauan yang luas. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, masyarakat akan lebih mudah mengetahui tentang website berbasis pernikahan. Dari latar belakang masalah tersebut, penulis pun merumuskan pertanyaan penelitian:
- Bagaimana agar masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi tentang pernikahan?
- Bagaimana cara membuat aplikasi sistem informasi tentang pernikahan berbasis website?
Contoh Rumusan Masalah Pendidikan Perempuan
Contoh terakhir ini dikutip dari tulisan Fredian Tonny Nadian, Winati Wigna, Soeryo Adi Wibowo, dan Sarwiti.
Dalam artikel berjudul “Menyusun Latar Belakang dan Merumuskan Masalah Penelitian” mereka memberikan contoh rumusan masalah. Salah satunya jika topik yang diangkat adalah pendidikan perempuan. Pernyataan masalah mungkin termasuk:
- Mengapa tingkat pendidikan perempuan cenderung lebih rendah dari tingkat pendidikan laki-laki?
Kesimpulan
Contoh di atas hanyalah beberapa ilustrasi. Anda dapat mengeksplorasi lebih jauh dan dalam masalah yang akan dipelajari. Sehingga pertanyaan dalam rumusan masalah semakin kuat. Yang terpenting, penulisan rumusan masalah tidak lepas dari latar belakang masalah.
Jadi, sebelum merumuskan masalah, Anda harus memahami dengan baik latar belakang masalah atau topik yang akan diteliti.